86merupakan tontonan yang segar dan dapat memacu adrenaline yang ditayangkan di NET. TV setiap hari pukul 22:00 WIB. Tidak hanya kita dapat mengikuti aksi p
– Pencemaran lingkungan akibat pembuangan sampah dan limbah masih menjadi pekerjaan rumah di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Persampahan Nasional SIPSN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian LHK pada 18 Januari 2020, total timbunan sampah nasional mencapai 65,7 juta ton per tahun atau setara dengan 13 juta gajah per jumlah tersebut, sampah makanan menjadi penyumpang terbesar, yakni 27,7 persen. Kemudian, sumber sampah terbesar berasal dari rumah tangga dengan kisaran 45,8 persen. Salah satu penyumbang sampah terbesar adalah limbah rumah tangga yang dihasilkan oleh rumah tangga dan usaha mikro kecil dan menengah UMKM. Limbah jenis ini dapat mencemari dan merusak ekosistem lingkungan. Guna mengatasi hal tersebut, Gojek dan GoTo Financial bagian dari Grup GoTo bekerja sama dengan Kementerian LHK serta Waste4Change menyelenggarakan sustainability workshop bertema “DariAksiKecil Ubah Limbah Jadi Berkah, Kelola Minyak Jelantah secara Tepat” bagi mitra UMKM, Selasa 22/2/2022. Baca juga Ini Strategi Electrum, Patungan Gojek-TBS, Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik Nasional Head of Merchant Partnership and Brand Strategy Gojek Putri Rusli mengatakan, workshop tersebut mengajak pelaku usaha untuk mengolah limbah rumah tangga agar dapat memberi nilai tambah. “Gojek dan GoTo Financial terus berupaya mendampingi para mitra untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah sebagai resolusi menyambut awal 2022,” tutur Putri pada acara workshop tersebut. Inisiatif tersebut, lanjut Putri, merupakan aksi kecil untuk mengajak mitra usaha dan masyarakat melakukan langkah konkret terhadap kelestarian lingkungan. DOK. AWAWA PRABANING ARKA. Head of Merchant Partnership and Brand Strategy Gojek Putri Rusli. . Ia menjelaskan, workshop pengelolaan limbah minyak jelantah merupakan bagian dari edukasi GoGreener. Edukasi ini merupakan program dari GoTo yang mengajak dan memfasilitasi pelanggan, mitra usaha, dan mitra driver di ekosistemnya untuk dapat melakukan aksi yang lebih ramah lingkungan. Edukasi GoGreener dilakukan melalui serial workshop DariAksiKecil yang dilaksanakan selama Februari-Maret 2022. “Setelah workshop ini, kami akan menyelenggarakan sustainability workshop lanjutan dengan tema menyulap minyak jelantah menjadi sabun ramah lingkungan serta langkah menuju bisnis ramah lingkungan,” ujarnya. Olah sampah dengan 3R Pada kesempatan sama, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian LHK Sinta Saptarina Soemiarno mengapresiasi upaya Gojek dan GoTo Financial yang mendukung program pengurangan sampah yang bekerja sama dengan pihaknya. Baca juga Dukung Pelaku Usaha Jadi BestSeller, GoSend Luncurkan Ragam Inovasi pada 2022 Untuk diketahui, inisiatif "Dari Aksi Kecil" tersebut adalah salah satu bentuk implementasi kolaborasi berkelanjutan Gojek dan Kementerian LHK melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada Hari Peduli Sampah Nasional 2021. Selain workshop tersebut, Gojek dan Kementerian LHK sudah bekerja sama terkait pengurangan sampah plastik, edukasi etika bisnis berkelanjutan, dan mengampanyekan gaya hidup ramah lingkungan kepada pelaku bisnis. Sinta melanjutkan, solusi terhadap masalah sampah, bisa diterapkan melalui 3R, yakni mengurangi reduce, menggunakan kembali reuse, dan mendaur ulang recycle.DOK. AWAWA PRABANING ARKA. Direktur Pengurangan Sampah Kementerian LHK Sinta Saptarina Soemiarno. Menurutnya, solusi tersebut dapat diterapkan pelaku UMKM melalui sistem ekonomi sirkular untuk memanfaatkan sisa hasil produksi sampai tidak bisa digunakan lagi. Sementara, masyarakat bisa mengalihfungsikan barang bekas menjadi barang lain yang berdaya guna. Sebagai contoh, menggunakan bahan dari baju bekas untuk diolah menjadi tas. Baca juga Terus Berinovasi, GoFood Pelopori Teknologi Robot Otomatis di Layanan Pesan Antar Makanan “Masyarakat bisa menerapkan gaya hidup minim sampah. Dengan demikian, sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir TPA hanya sedikit dan memang barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi,” tutur Sinta Daur ulang limbah minyak jelantah Pengolahan limbah 3R bisa diterapkan pada minyak jelantah hasil rumah tangga atau produksi UMKM. Pada sustainability workshop, Head of Communication & Engagement Waste4Change Hana Nur Auliana menjelaskan daur ulang limbah minyak jelantah dapat menjadi solusi mengatasi masalah lingkungan yang bisa ditimbulkan oleh limbah tersebut. Seperti diketahui, limbah minyak jelantah dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hingga gangguan kesehatan pada manusia. Baca juga Bersama OJK, GoTo Financial Luncurkan Buku Pintar Finansial untuk UMKM dalam Bentuk Digital Limbah tersebut dapat menyumbat saluran air dan menurunkan kadar oksigen di sungai atau kali yang tercemar. Akibatnya, banyak ikan mati di sungai yang tercemar limbah minyak jelantah. Oleh karena itu, kata Hana, minyak jelantah jangan dibuang di saluran air. Jangan pula dibuang atau ditimbun di tanah. Sebaiknya, limbah minyak jelantah didaur ulang karena dapat memberi nilai tambah bagi pelaku UMKM. Limbah ini dapat diolah menjadi bahan bakar biodiesel, lilin, dan sabun. Untuk mendaur ulang, pelaku UMKM tak perlu melakukannya sendiri. Pelaku usaha cukup menampung minyak jelantah sisa produksi. Saat menampung, saring minyak dari sisa-sisa gorengan agar mudah diolah. Baca juga Fitur Carbon Offset GoTo Group dan Resmi Diadopsi Kemenparekraf Setelah tertampung banyak, lanjut Hana, minyak jelantah bisa disalurkan ke tempat penampungan dan penyimpanan minyak jelantah resmi. Saat ini, penampungan tersebut sudah tersedia di banyak tempat, salah satunya milik Waste4Change. Pelaku UMKM dapat menyalurkan limbah minyak jelantah ke Waste4Change untuk diolah menjadi produk bernilai tambah. “Kami akan melakukan pengangkutan secara berkala ke lokasi. Minimal volume minyak yang kami angkut sekitar 1 mobil pick-up atau kira-kira 20 jeriken. Minyak jelantah yang diangkut oleh Waste4Change akan disalurkan ke pabrik untuk diolah menjadi biodiesel,” katanya. Hana menambahkan, selain minyak jelantah, Waste4Change juga menerima barang sisa konsumsi lain, seperti jeriken, botol sampo, sisa kosmetik, serta kardus.
Namun beragam tantangan harus dihadapi demi usaha pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel tersebut, untuk membangun perusahaan biodiesel membutuhkan modal yang besar untuk membangun pabrik berkala besar. Untuk itu, melalui HPMI mereka berusaha mencari sponsor untuk diajak kerja sama. Berkali-kali Hilmi dan rekan-rekannya melakukan
Jakarta - Pernahkah Anda membayangkan minyak jelantah bekas menggoreng yang kadang Anda buang sia-sia ternyata bisa jadi peluang bisnis yang menggiurkan? Andi Hilmi Mutawakkil, pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan membuktikan minyak jelantah bisa jadi ide bisnis yang bisa mendulang banyak Hilmi mengumpulkan minyak jelantah yang dipandang sebelah mata itu sebagai bahan baku pengembangan biodiesel, tak ecak-ecak, pengusaha berusia 21 tahun ini meraup untung hingga Rp200 juta setiap bisnis mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel itu Andi Hilmi dapat ketika melihat sulitnya para nelayan di Makassar mendapatkan Bahan Bakar Minyak atau BBM akibat kelangkaan. Dari situlah Andi kemudian berusaha mencari solusi dengan melihat peluang minyak jelantah jadi Tempo dari laman Kementerian ESDM, Selasa, 20 April 2021, Andi Hilmi mengatakan dirinya berusaha mencari pengganti energi terbarukan dapat digunakan oleh nelayan, “Saya berusaha mencari pengganti energi terbarukan agar bisa digunakan oleh para nelayan. Prinsip saya, karya yang kita buat harus sesuai dengan kebutuhan pada saat itu,” katanya Andi sendiri merupakan bahan bakar alternatif pengganti BBM yang diolah dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam lemak, seperti minyak sayur dan lemak hewan. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar pengganti tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, sebab sisa pembakaran tidak menyumbang jumlah gas karbon dioksida, karena berasal dari tumbuhan atau hewan. Selain itu, penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfur dan hujan dari laman Andi Hilmi telah melakukan berbagai penelitian ilmiah sejak dirinya masih duduk di bangku SMA, saat itu ia bercita-cita untuk membuat sumber energi terbarukan. Bersama Andi Haswawi, rekannya di Kabupaten Pangkep, Andi Hilmi melakukan beragam uji coba metode mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel. Setamat SMA, kelompok peneliti ini kemudian menyelesaikan risetnya dan memutuskan memulai usaha energi terbarukan di Kota Makassar merekrut salah satu rekan yang lain, Fauzi namanya, ketiga remaja ini memutuskan untuk memulai usaha bermodalkan iuran dari kocek masing-masing. Dari hasil iuran tersebut terkumpul uang sebanyak juta, meskipun hanya bermodal kecil, hal ini tidak mematahkan semangat Andi Hilmi, Andi Haswawi dan Fauzi untuk memproduksi biodiesel dari limbah minyak goreng bangga mereka menamai usaha mereka dengan nama Super Keren. Bahan baku minyak jelantah Andi Hilmi dapat dari penjual gorengan pinggir jalan, sebanyak 30 liter minyak jelantah bisa menghasilkan 30 liter memenuhi kebutuhan nelayan akan bahan bakar, Andi Hilmi tak hanya puas di situ, lantas ia pun kemudian bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HPMI, melalui forum tersebut Andi Hilmi dan rekan-rekannya mengikuti kompetisi di berbagai ajang baik tingkat nasional maupun internasional untuk sekaligus memperkenalkan inovasi mereka ke pasar yang lebih beragam tantangan harus dihadapi demi usaha pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel tersebut, untuk membangun perusahaan biodiesel membutuhkan modal yang besar untuk membangun pabrik berkala besar. Untuk itu, melalui HPMI mereka berusaha mencari sponsor untuk diajak kerja sama. Berkali-kali Hilmi dan rekan-rekannya melakukan presentasi mengenai rencana Tidak sedikit yang tertarik dengan konsep usaha pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel yang mereka jabarkan. Namun usia mereka yang masih muda saat itu, yakni 19 tahun jadi penghalang. Dua syarat utama, minimal usia 21 tahun dan status menikah, membuat sekumpulan anak muda ini harus menerima dicoret dari daftar penerima dana dukungan dari institusi mereka tak lantas menyerah begitu saja, masih dilansir dari seperti kata pepatah, ada seribu jalan ke Roma. Andi Hilmi dan rekan-rekannya kemudian merekrut enam anggota baru di awal 2015, kemudian dua bulan berselang, Maret 2015, perusahaan atas nama GenOil didirikan dengan modal Rp500 juta hasil urunan semua Andi Hilmi, banyak tantangan yang harus dilalui saat menjalankan bisnis pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel, salah satunya proses pengumpulan bahan baku. Untuk mengumpulkan bahan baku tersebut, solusinya Andi membuat bank minyak jelantah di setiap RT atau TW yang difasilitasi dengan check point dan jeriken. Dengan begitu ia dapat mengumpulkan minyak jelantah dari rumah tangga di satu kota. Namun membuat bank minyak jelantah yang ideal memerlukan biaya yang banyak, untuk itu Andi Hilmi memanfaatkan program CSR untuk mengajak kerja sama perusahaan besar guna membangun bank minyak jelantah yang ideal ini Andi Hilmi telah membuat bank minyak jelantah di 20 sekolah, nantinya anak-anak sekolah akan menyetor minyak jelantah titipan ibu mereka kepada bank minyak jelantah tersebut. Oleh sebab itu, Andi Hilmi kerap melakukan edukasi kepada masyarakat agar mau mengumpulkan minyak jelantah ke bank minyak jelantah, dari pada dibuang sia-sia. Nantinya minyak jelantah tersebut ditukar dengan minyak goreng baru yang lebih masalah bahan baku, problem datang dari calon konsumen, saat pertama kali ditawarkan biodiesel sebagai pengganti BBM yang langka, nelayan enggan membeli. Padahal bahan bakar alternatif tersebut dihargai lebih murah dari BBM, yakni Rp5 ribu per liter. Namun harga murah tersebut malah membuat para nelayan curiga, apalagi warna biodiesel yang berbeda dari solar mendapatkan kepercayaan nelayan, Hilmi dan rekan-rekannya meminta para nelayan mencoba saja dulu menggunakan biodiesel yang diolah dari minyak jelantah produksi GenOil, kalau mesin kapal rusak, nantinya akan diganti. Ajaib, nelayan menyambut baik. “Jika masalah bahan bakar bagi nelayan ini bisa ditangani dengan baik, saya kira di masa mendatang, profesi nelayan Indonesia tidak akan menjadi langka,” kata Hilmy. Kini setiap hari GenOil membawa pasokan biodiesel ke nelayan Paotere, melayani sekitar 33 kelompok nelayan. Jumlahnya antara sampai liter per KHOIRUL MUHIDBaca juga ESDM Minyak Jelantah Mampu Penuhi 32 Persen Kebutuhan Biodiesel Nasional
CV Artha Metro Oil adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak, terutama minyak bekas atau minyak jelantah. Kami akan mengumpulkan minyak bekas untuk didaur ulang menjadi biodiesel sebagai solar pengganti. Selain itu, kami menjual biodiesel dan gliserol sebagai pengolahan dari minyak jelantah yang kami kumpulkan.
MALANG, - Limbah sampah rumah tangga berupa minyak jelantah kerap kali dibuang begitu saja tanpa adanya pengelolaan yang baik. Namun di tangan Alexander Soegio 32 bersama rekan-rekannya, minyak goreng yang sudah tidak bisa dipakai dapat dijadikan sebagai biodiesel untuk bahan bakar dari perahu atau kapal nelayan. Usahanya itu baru dirintis pada Agustus 2019 lalu dengan diberi nama Zerolim atau kepanjangan dari Zero Limbah. Pabrik pengolahan terletak di Jalan Perusahaan Raya Nomor 8, Bodosari, Tanjungtirto, Kecamatan Singosari, Kabupaten usaha tersebut berawal dari melihat permasalahan lingkungan yang ada memiliki peluang ekonomis jika dapat dikelola dengan baik. Baca juga Ikuti Program Inkubasi, Koperasi Ponpes Ini Berhasil jadi Pemasok di Pasar Modern Pengelolaan minyak jelantah sebelumnya dilakukan oleh para mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang yang mengikuti lomba kewirausahaan mahasiswa Indonesia."Selanjutnya, kita kembangkan karena memiliki potensi nilai ekonomis dengan cara perolehan minyak jelantahnya melalui digitalisasi bank sampah, sekaligus menekan pencemaran lingkungan," kata Alexander saat ditemui di Kota Malang, Jawa Timur pada Sabtu 28/5/2022. Minyak jelantah diperoleh mulai dari skala rumah tangga, restoran, cafe, home industri hingga cafe yang kemudian dikelola dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular melalui pemberdayaan masyarakat. Gunakan Aplikasi Masyarakat dapat menyetorkan minyak jelantah di bank sampah Zerolim yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone melalui Playstore atau Appstore. Saat ini sudah ada pengguna aktif dari pengunduh yang memanfaatkan layanan aplikasi tersebut. Setelahnya, pengguna terlebih dahulu mendaftar dengan login menggunakan nomor HP dan memasukkan kata sandi. Selanjutnya atur lokasi penjemputan melalui menu penjemputan dan kemudian tekan konfirmasi Pahlawan untuk mencari pengantar disekitar wilayah tersebut.
Beberapadaerah, katanya, mulai menerapkan pemanfaatan minyak jelantah menjadi biodiesel seperti di Jakarta, Kota Denpasar, Kota Bogor dan Yogyakarta. Di Bali, katanya, sudah ada pabrik daur ulang jelantah jadi biodiesel. Di Bogor, untuk bahan bakar Trans Pakuan. Di Yogyakarta juga sudah dikelola LSM Palluma Nusantara.
Kesukaan orang Indonesia dalam mengolah makanan sudah dipastikan hanya ada dua yaitu Dikukus atau direbus yang tanpa minyak goreng atau digoreng baik dengan minyak kelapa atau minyak sawit yang ujung-ujungnya akan menghasilkan minyak Jelantah sebagai yang kita ketahui penggunaan minyak goreng lebih dari 3 kali akan menyebabkan kerusakan minyak goreng secara kimia. Kerusakan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuhnya, sehingga tinggal asam lemak jenuh saja. Minyak goreng yang dipanaskan pada suhu 160 - 205 ⁰C kemudian teroksidasi, dapat memicu sel kanker pada hati dan merusak fungsi hati juga dapat meningkatkan kolesterol dalam darah yang berpotensi memicu penyakit Rumah makan, Hotel, Pabrik, dan rumah tangga merupakan pengguna minyak goreng yang besar. Potensi inilah banyak digunakan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengoplos minyak dan menjual kembali pada masyarakat luas. Padahal peraturan pemerintah sudah jelas pada Pasal 62 Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Dengan hukuman pidana penjara paling lama 5 lima tahun penjara atau pidana denda paling banyak Dua miliar rupiah.Oleh karena berbagai masalah yang timbul dari pembuangan limbah minyak jelantah, ada yang dibuang ke badan air sehingga menimbulkan masalah penyumbatan saluran juga ada yang dibuah ke tanah menimbulkan masalah lingkungan. dari sebab hal tersebut maka ada sebuah usaha untuk mengolah limbah tersebut menjadi bahan bakar nabati setara solar Biodiesel, yaitu GEN OIL. Gen Oil hadir sebagai mitra strategis untuk pengolahan minyak goreng bekas yang teruji dan terjamin mutunya. Demi terciptanya lingkungan masyarakat yang sehat & bersih secara berkelanjutan. Gen Oil didirikan di Makasar, Sulawesi Selatan sejak 2011 dan pabrik pengolahannya berdiri sejak 2014 dengan kapasitas 2000 Kg Jelantah/hari skala kecil yang tidak akan menggerus pasar Pertamina. Bahkan Pertamina dapat mencabut subsidinya ke agen tertentu yang berkerjasama dengan Gen ini Gen Oil telah merambah ke Jakarta dan bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perindustrian dan Energi, kedua pihak akan mendirikan "pilot project" pengolahan jelantah menjadi biodiese dengan kapasitas 2000 Kg jelantah/hari, dalam program OK OCE Director Gen Oil Jakarta Dally M. Subagijo mengatakan jika pilot project ini telah didirikan maka Gen Oil akan terus merambah dan membantu mengurangi limbah dengan mengolah limbah jelantah di tiap daerah, hingga di masa depan Indonesia akan dapat mengurangi limbah jelantah terbuang dengan beberapa Investor yang tertarik mengolahnya pendirian pabrik memiliki IRR hingga lebih dari 20%, dan program ini juga menyehatkan masyarakat dengan tidak mengkonsumsi jelantah yang mengandung racun kanker. Untuk lebih jelasnya Dally mempersilahkan kita melihat youtube Gen Oil Gen Oil Jabodetabek channel dan jika ada pertanyaan dan minat investasi dapat mengirimkan email ke [email protected]Mari kita galakkan hidup sehat dan lingkungan hijau.......
Saatini kami berfokus pada limbah minyak jelantah Ekonomi Sirkular Melibatkan seluruh stakeholder (masyarakat, rumah tangga, hotel, resto, café dan industri) untuk mewujudkan ekonomi sirkular. Pahlawan Tenaga penjemputan sampah dan limbah sekaligus agregator Zerolim pada masyarakat Mitra Kawan Zero 1000+ Rumah Tangga 100+ Hotel, Restoran, Kafe
CV. Artha Metro Oil adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak, terutama minyak bekas atau minyak jelantah. Kami akan mengumpulkan minyak bekas untuk didaur ulang menjadi biodiesel sebagai solar pengganti. Selain itu, kami menjual biodiesel dan gliserol sebagai pengolahan dari minyak jelantah yang kami kumpulkan. Kami memiliki dua layanan khusus yaitu dalam mengumpulkan minyak bekas dan mengumpulkan wadah minyak. Untuk informasi lebih lanjut tentang kantor kami dan kontak yang dapat segera dihubungi dapat memeriksa di halaman kontak kami. Artha Metro Oil mengolah berbagai minyak jelantah atau bisa disebut minyak bekas untuk diolah kembali menjadi biodiesel yang dapat digunakan kembali. Kami juga menyediakan layanan solusi pengiriman terkemuka di bidang pelayaran internasional, pengiriman barang dan layanan logistik lainnya.
Satuliter jelantah dibeli pabrik pengolahan minyak goreng bekas jadi biodiesel ini Rp2000. Yayasan Lengis Hijau melalui unit usahanya PT. Bali Hijau Biodiesel baru beroperasi tiga tahun di Kota Denpasar, Bali. Dirintis oleh Caritas Switzerland, lembaga bantuan sosial global dari Swiss bekerja sama dengan pemerintah kota Denpasar.
Mayoritas orang Indonesia tentu sudah sangat akrab dengan olahan makanan yang digoreng, sehingga ketersediaan minyak goreng di rumah biasanya selalu ada. Setelah menggoreng makanan, minyak yang sudah dipakai jangan langsung dibuang. Sebab, ternyata kini ada cara mengolah minyak jelantah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Minyak jelantah atau minyak bekas pemakaian sering kali dianggap tidak sehat, akhirnya tidak kita gunakan lagi. Melansir dari Zero Waste Indonesia, minyak jelantah memang mangandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yaitu zat pemicu kanker. Senyawa karsinogenik terjadi selama proses penggorengan. Artikel Terkait 7 Khasiat minyak kelapa untuk kecantikan, coba dan buktikan sendiri Dampaknya tentu saja akan merusak tubuh jika dipakai berkali-kali. Namun, jika dibuang begitu saja pun limbah minyak jelantah dapat mencemari lingkungan, terutama tanah yang dilaluinya. Pencemaran tanah ini akan menyebabkan pori-pori tanah tertutup, lalu tanah menjadi keras sehingga tidak mampu lagi mendukung aktivitas manusia. Kalau seperti ini, tidak hanya bumi kita yang terancam, tetapi keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bumi juga bisa ikut terancam. Oleh karena itu, agar sisa minyak jelantah ini tidak merusak tubuh kita maupun lingkungan, Bunda perlu mengetahui tips atau cara mengolah minyak jelantah. Cara Mengolah Minyak Jelantah Minyak jelantah tidak harus dibuang, Bunda dapat mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, serta tidak memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Yuk, simak berbagai cara berikut ini agar Bunda dapat mengolah minyak jelantah untuk keperluan rumah tangga 1. Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Sabun Cuci Bunda bisa menyulap minyak jelantah menjadi sabun cuci yang bermanfaat. Selain lebih ramah lingkunga, lumayan bisa lebih hemat juga. Gambar Freepik Untuk membuatnya, Bunda hanya memerlukan bahan-bahan seperti Minyak jelantah Air NaOH Natrium Hidroksida atau soda api Jeruk nipis atau fragrance oil Daun binahong sebagai anti bakteri Cetakan / wadah Pengaduk Cara membuat Minyak jelantah disaring kemudian didinginkan Timbang minyak jelantah sebanyak 200 gram Masukkan NaOH soda api sebanyak gram ke dalam 100 ml air jangan terbalik, jangan sampai air yang dituang ke soda api karena bisa meledak Masukkan larutan NaOH tersebut ke dalam minyak jelantah sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata, aduk terus hingga mengental Tambahkan jeruk nipis secukupnya. Jeruk nipis ini berfungssi untuk menambah aroma Tambahkan ekstrak daun binahong sebagai bahan anti bakteri Tuangkan ke dalam cetakan yang sudah tersedia Diamkan 3 – 5 hari agar campuran bahan menjadi padat dan bisa dipotong Keluarkan sabun dari cetakan, potong sesuai selera Sabun siap digunakan Jika sudah jadi, Bunda bisa menggunakan sabun dari minyak jelantah tersebut untuk mencuci lap, alat masak yang berlemak, hingga noda membandel pada peralatan makan. 2. Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Lilin atau Lampu Minyak Saat tiba-tiba listrik di rumah padam, terlebih lagi pada malam hari, tentunya kita membutuhkan lilin atau lampu emergency untuk tetap bisa menerangi rumah. Namun, bagaimana jika tidak ada lilin atau lampu emergency? Jangan khawatir, Bun, manfaatkan saja minyak jelantah yang ada di dapur Bunda. Gambar Freepik Bunda bisa mengolah minyak jelantah menjadi lilin atau lampu minyak. Bahan-bahan yang diperlukan juga sederhana, kok. Ikuti langkah-langkah berikut ini, ya, Bun Sediakan sebuah wadah yang tidak mudah bocor dan tahan panas, misalnya Bunda bisa menggunakan tutup kaleng biskuit atau kaleng lain yang berukuran kecil Tuangkan minyak jelantah secukupnya ke dalam wadah tersebut Ambil segumpal kapas dan padatkan seperti sumbu kompor Letakkan kapas tersebut di dalam minyak Diamkan beberapa saat sampai minyak meresap dan membasahi semua bagian kapas Terakhir, bakar kapas tersebut dengan korek api hingga menyala layaknya lampu minyak. Jadikan sebagai lampu darurat saat listrik padam, Bun. Artikel Terkait 5 Minyak sehat untuk menggoreng, Bunda sudah gunakan? 3. Daur Ulang Minyak Jelantah Menjadi Cairan Pembersih Lantai Membersihkan lantai rumah merupakan salah satu tugas utama yang perlu dilakukan agar lantai terlihat bersih dan terasa nyaman saat diinjak. Nah, minyak jelantah juga bisa diolah menjadi cairan pembersih lantai, lo. Gambar Freepik Melansir dari Zero Waste Indonesia, sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan di Universitas Negeri Yogyakarta UNY untuk mengolah minyak jelantah menjadi cairan pembersih lantai. Mereka menamainya dengan “Karbol Milan”. Untuk membuatnya, mereka melakukan 3 tahap Tahap penjernihan minyak jelantah. Tahap pembuatan karbol. Dan tahap pengemasan produk. Sabun pembersih lantai ini mereka bagi ke dalam berbagai aroma, antara lain jeruk nipis, apel, melati, dan bougenvil. Jika Bunda ingin mengolah minyak jelantah yang ada di dapur untuk memanfaatkannya sebagai cairan pembersih lantai, Bunda bisa mengikuti langkah-langkah berikut Saring minyak jelantah menggunakan kain Campurkan minyak dengan larutan NaOH dan arpus sebagai disinfektan Untuk membuat cairannya lebih kental, tambahkan bahan berupa Hydroxy Ethyl Cellulose Campurkan larutan tersebut dengan Sodium Lauryl Sulfate yang berfungsi sebagai penambah busa dan pengangkat kotoran 4. Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Aromaterapi Apakah Bunda suka menggunakan aromaterapi? Aromaterapi memang bermanfaat bagi tubuh dan pikiran kita, seperti untuk relaksasi, menghilangkan stres, meningkatkan kualitas tidur, mengobati masalah pernapasan, meredakan nyeri dan peradangan, serta baik untuk pencernaan dan mengurangi rasa mual. Gambar Freepik Daripada mengeluarkan biaya yang lebih mahal untuk membeli aromaterapi, Bunda bisa membuatnya sendiri menggunakan minyak jelantah di rumah. Untuk membuatnya, Bunda harus menjernihkan minyak jelantah terlebih dahulu dengan cara merendamnya memakai ampas tebu selama dua hari. Setelah itu, ambil bubuk jeli serta tambahkan essence aroma kesukaan Bunda, misalnya vanila atau kopi. Terakhir, olah dan cetak campuran bahan tersebut ke dalam berbagai bentuk serta tempatkan ke dalam wadah penyimpanan. Melansir dari Zero Waste Indonesia, kegunaan minyak jelantah sebagai aromaterapi juga sudah dibuktikan oleh para mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan FPIK di Universitas Brawijaya, Malang. Produk aromaterapi dari minyak jelantah ini dinamai Mijel Natural Relaxants. Artikel Terkait 6 Manfaat minyak bawang putih untuk kesehatan ini sangat menakjubkan, sudah coba? 5. Mengolah Minyak Jelantah Menjadi Pakan Unggas Jika Bunda atau keluarga memiliki peliharaan unggas, seperti ayam, bebek, burung puyuh atau unggas lainnya, Bunda juga bisa memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. Akan tetapi, sebelum mengolahnya, minyak jelantah harus dinetralkan/dimurnikan terlebih dahulu. Ini bertujuan untuk menghilangkan sifat karsinogenik pada minyak jelantah yang bisa berbahaya bagi unggas. Proses memurnikan atau menetralkan minyak jelantah ini dilakukan dengan 3 tahap, yakni Gum, yaitu memisahkan lendir-lendir zat seperti karbohidrat, air, atau protein dengan cara pemanasan. Netralisasi, yaitu upaya memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak menjadi senyawa. Pemucatan, yaitu proses penyerapan dengan zat penyerap atau adsorben. Setelah ketiga proses tersebut dilakukan, campurkan minyak jelantah yang telah diolah dengan pakan unggas, seperti jagung, dedak, atau bungkil kelapa. 6. Daur Ulang Minyak Jelantah Menjadi Pupuk Tambahan untuk Tanaman Bagi Bunda dan anggota keluarga yang hobi berkebun atau memiliki tanaman di pekarangan rumah, bisa memanfaatkan minyak jelantah sebagai pupuk tambahan untuk tanaman tersebut. Asam lemak jenuh yang terkandung pada minyak jelantah memang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi jika diolah akan bermanfaat sebagai pupuk tambahan bagi tanaman. Mengutip dari beberapa bahan dan alat untuk membuat pupuk dari minyak jelantah adalah sebagai berikut Alat Saringan Jerigen/ember bertutup Selang bening kecil Gayung Botol Bahan Minyak jelantah 500-1000 cc Bekatul Air Mikroorganisme EM4 Molase/Tetes Tebu Langkah pembuatan pupuk dari minyak jelantah adalah sebagai berikut Campurkan bahan berupa minyak jelantah, air, bekatul, molase dan EM4 lalu aduk rata Masukkan adonan tersebut ke dalam jerigen atau ember yang memiliki tutup dan letakkan pada tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari langsung Lubangi tutup lalu masukkan selang kecil hingga masuk ke adonan. Masukkan ujung selang yang diluar tadi ke dalam botol kecil berisi air. Tujuannya adalah untuk mengontrol suhu selama proses fermentasi berlangsung. Biarkan proses fermentasi berlangsung hingga minimal 30 hari Tanda fermentasi yang berhasil adalah tidak berbau busuk tetapi bau masam manis khas POC. Selain itu apabila digoyang maka muncul gelembung-gelembung kecil dalam jumlah banyak membentuk busa Setelah pupuk jelantah jadi, maka selanjutnya dilakukan penyaringan agar didapat pupuk cair tanpa kotoran padat Aplikasikan pupuk jelantah ini pada tanaman dalam konsentrasi yang sedikit saja, yakni sekitar 5ml/ liter untuk semprot dan 10ml/liter untuk siram. Penggunaan pupuk jelantah juga sebaiknya menunggu tanaman memiliki daun sempurna terlebih dahulu, yaitu minimal 3 minggu setelah ditanam dengan penggunaan pupuk jelantah 1-2 minggu sekali. Nah, Bunda, itulah 6 cara mengolah minyak jelantah untuk keperluan rumah tangga yang sangat bermanfaat. Bagaimana Bun, apakah tertarik untuk memanfaatkan minyak jelantah yang ada di rumah? Baca Juga Kini Sedang Langka, Waspada Praktik Minyak Goreng Oplosan 5 Cara Menghemat Minyak Goreng agar Tak Panik saat Harganya Naik 8 Ragam Manfaat Minyak Sereh untuk Bayi, Catat Parents! Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
TGUNG. 1796pjir1m.pages.dev/2791796pjir1m.pages.dev/5931796pjir1m.pages.dev/2421796pjir1m.pages.dev/3421796pjir1m.pages.dev/401796pjir1m.pages.dev/1431796pjir1m.pages.dev/2631796pjir1m.pages.dev/469
pabrik pengolahan minyak jelantah